Kali
ini saya akan menceritakan pengalaman waktu melakukan operasi gigi geraham
bungsu (odontektomi) sekitar dua tahun lalu. Sebelum melakukan odontektomi, saya melakukan survey ke beberapa rumah sakit seperti RS Premiere Jatinegara, RSU Bunda Margonda, RS Mitra Keluarga Depok
dan RS Tumbuh Kembang. Saya mendatangi rumah sakit tersebut untuk
mencari tahu nama dokter bedah mulut yang praktek, besarnya biaya operasi, serta asuransi yang kerjasama dengan pihak rumah
sakit. Namun, entah mengapa saya masih belum mau melakukan odontektomi di RS yang telah saya survey. Sampai akhirnya saya browsing di
internet dan menemukan informasi mengenai salah satu dokter bedah mulut yang bagus dan beliau kebetulan praktek di RS Sentra Medika which is dekat dari tempat tinggal saya. Dokter itu adalah drg Ika Ratna, Sp BM.
Saya pun mulai mencari tau jadwal praktek dokter Ika di RS Sentra Medika, besarnya biaya operasi dan apakah asuransi yang saya pakai bekerjasama dengan pihak rumah sakit. Ternyata biaya operasi cukup terjangkau, untuk satu gigi yang dicabut dan biaya obat-obatan pasca operasi besarnya sekitar Rp.3,5 juta. Kebetulan, asuransi kesehatan yang saya pakai juga mengcover biaya operasi walaupun tidak full.
Saya pun mulai mencari tau jadwal praktek dokter Ika di RS Sentra Medika, besarnya biaya operasi dan apakah asuransi yang saya pakai bekerjasama dengan pihak rumah sakit. Ternyata biaya operasi cukup terjangkau, untuk satu gigi yang dicabut dan biaya obat-obatan pasca operasi besarnya sekitar Rp.3,5 juta. Kebetulan, asuransi kesehatan yang saya pakai juga mengcover biaya operasi walaupun tidak full.
Sebenarnya saya sangat takut untuk dioperasi, tapi dalam hati saya bertekad untuk hidup lebih sehat karena gigi bungsu yang tumbuh sudah terasa begitu mengganggu. FYI, gigi geraham bungsu yang tidak dicabut dapat menimbulkan sakit kepala hebat dan nyeri otot. Saya sering sekali merasakan pusing-pusing dan backpain sebelum
dioperasi.
Akhirnya
saya melakukan operasi pada pertengahan tahun 2014 di RS Sentra Medika pukul 18.00 sore. Hari itu, dr Ika sedang
melaksanakan ibadah puasa, sehingga beliau meminta ijin untuk berbuka puasa
terlebih dahulu sebelum melakukan operasi. Hari itu saya adalah pasien kedua
yang dioperasi oleh dokter Ika Ratna.
Saya
sangat tegang sekali menunggu giliran untuk dioperasi. Akhirnya, nama saya pun
dipanggil. Setelah dokter berganti pakaian dengan baju operasi, dokter
meminta saya untuk membuka mulut dan suntikan pertama pun dimulai. Suntikan ini
bertujuan sebagai anestesi supaya ketika dicabut gigi saya tidak terasa sakit.
Setelah itu, dokter mulai mengambil pisau bedah, darah pun mengalir
membasahi mulut saya dan terasa asin. Kemudian, dokter mulai mengebor gigi geraham
bungsu yang dioperasi dan memecahnya menjadi bagian-bagian kecil. Hal ini dilakukan untuk
memperkecil trauma pasca operasi.
Operasi
gigi saya berjalan selama satu setengah jam. Suntikan anestesi diberikan sebanyak tiga
kali, seingat saya banyaknya sampai satu ampul karena gusi saya ternyata agak kebal dengan
obat bius. Setelah akar terakhir dicabut, dokter menjahit gusi saya. Operasi gigi saya bukannya tanpa kendala karena menurut dokter akarnya sudah bercabang dan hal itu tidak ditemukan pada foto panoramiknya. Sepulang darisana
pipi saya bengkak. Namun menurut dokter hal ini dianggap wajar. Bengkak di pipi berangsur hilang setelah satu minggu dioperasi.
Pasca operasi, saya hanya bisa mengkonsumsi jus buah, krim sup, dan bubur. Saya
sungguh lega ketika satu minggu kemudian jahitan pasca operasi boleh dilepas. Dokter
menyatakan bahwa socket pada gusi bekas luka operasi hasilnya cukup bagus. Waktu pemulihan
sampai akhirnya gusi saya kembali normal sekitar satu bulan. Selama itu saya
diberi obat oxyfresh dan obat kumur Minosep untuk memulihkan keadaan gusi yang
berlubang.
Saat
ini saya harus melakukan operasi gigi kedua untuk mencabut gigi geraham
bungsu sebelah kiri. Doakan saya ya teman-teman…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar